Kenapa Kamu Membuatku Jatuh Hati Jika Kamu Tidak Ingin Jatuh Hati?
04 April 2017
17
Melihat perubahan Mika membuat hatiku yakin untuk melakukan
solat istiharah. Tadinya aku takut untuk melakukannya, aku takut jawabanku
tidak sesuai dengan keinginanku. Aku terlalu takut menyakiti Mika. Tidak ingin
dia terluka karenaku. Meskipun aku mungkin tidak pernah ada di hati Mika.
Aku menghubungi Tari agar bisa menemaniku di kantor. Hanya
Tari yang membuatku nyaman untuk bercerita saat ini. Tari tiba dengan membawa
ice cream yang aku pesan.
“Tar, maaf ya kalo Caca gangguin Tari terus...”
“Caca ngomong apa sih. Kita kan teman Ca. Jangan ngomong gitu
lagi ah.”
“Tar, sebenernya Mika suka ga siih sama Caca?”
Previous: Menghilang
“Hmm Tari sama Tama coba introgasi tapi enaknya ngomong
langsung. Biar kami bisa liat mimik mukanya.”
“MakasiTar. Kenapa Mika membuat Caca jatuh hati kalo memang
Mika ga ingin Caca jatuh hati sama Mika?” Mataku kembali basah.
“sabar Ca. Caca juga harus coba kenal Mas Tommy, ga adil kalo
Caca nolak tanpa kasi kesempatan buat Mas Tommy jumpa sama Caca. Tapi
masalahnya Mika ga kasi penjelasan.”
“itu dia masalahnya. Ya Caca juga berencana untuk mengenal Mas
Tommy juga. Tapi Caca takut setelah Caca ketemu sama Mas Tommy hati Caca jadi
tambah ragu. Dan gimana kalo seandainya Mika juga suka sama Caca. Caca ga tega
harus kecewain Mika. Makanya itu kita cuma bisa menerka-nerka. Rasanya semenjak
kehadiran Mas Tommy semua jadi berubah ya”
Tari tersenyum getir menatapku lesu. Maafkan aku Tarsudah menyeretmu ke dalam masalah seperti ini. Tanpa ada
kamu, aku ga tau harus gimana. Aku sudah tidak bisa berpikir.
“tapi Ca, kita harus lunasi semua janji-janji kita yang doubledate seperti biasa. Kita masih ada
janji sama mereka, Tama dan Mika.”
“Iya Tar. Caca juga tau. Tapi Caca uda ga berani ketemu sama
Mika. Takut kebawa perasaan makin dalam”.
“lhooo. Jadi caca mau ngejauhin Mika? Ga adil gitu Ca buat
Mika.”
“memang Tar. Tapi Caca ga tau gimana perasaan Mika terhadap
Caca yang sebenarnya.”
“iya siih Ca. Tapi kan nanti ada Tama juga sama Tari.”
“iya deh Tar. Kenapa Mika ajak caca makan siang kalo dia ga
mau sama Caca? Kenapa dia ajak jalan Caca kalo dia ga mau bareng Caca? Kenapa
dia nungguin Caca kalo dia ga suka Caca, Tar?” lagi-lagi aku menangis. Aku
memang cewek lemah dan cengeng banget.
Aku terus mencerca dengan berbagai pertanyaan-pertanyaan aneh
yang seharusnya tidak pernah aku tanyakan. Justru dengan seperti itu aku
menunjukkan sisi lemahku.
To be continued ...