Secangkir Kacang Hijau

8

Bagiku kehadiran Mika di tempat kerjaku sudah menjadi hal yang biasa. Aku sudah bisa menebak jam berapa dia akan datang. Dan siapa yang akan mengetuk pintu ruanganku. Hatiku berdebar menunggu kehadirannya. Akankah dia datang? Akankah dia datang? Akankah dia datang? Aku resah menunggunya. Aku hanya melihat ke arah pintu dan ke arah jam tanganku. Aku masih menunggunya. Tiba-tiba.....

“TOK TOK TOK”

Pintu itu terbuka. Aku melihat sepasang bola mata coklat dan senyum serenyah wafer ribuan lapisan coklat. Hatiku berteriak “akhirnya kamu datang juga”. Aku tersenyum lebar. Meskipun hari ini Mika datang terlambat namun aku sangat senang. Aku masih bisa bertemu dengannya hari ini.
Previous : Mika and I part 2
Dia menawarkanku untuk mengantar pulang dan mengajakku untuk singgah minum wedang dan makan beberapa gorengan. Dia memesan sari kacang hijau. Aku hanya mengikutinya tanpa tau pasti apa yang dia pesan.

“memangnya Mika pesan apa” tanyaku polos.

Mika tertawa dan aku terlihat begitu konyol. Seperti biasa tanganku memanggu wajahku dan memerhatikan setiap kata yang keluar dari bibirnya. Sesekali aku hanya tersenyum mendengar ceritanya.


Terkadang aku melamun mengingat kenapa dia bercerita begitu banyak hal kepadaku. Dan dia memecah lamunanku dengan menatap mataku lekat. Kontan saja aku jadi tersipu. Dan aku mencoba mencairkan suasana. Aku mengetikkan jari-jariku tepat di wajahnya. Seolah-olah aku si ahli hipnotis. Dia pun ikut tertawa. Sore itu begitu santai dan sederhana. Sore yang membuatku tidak akan pernah lupa betapanya manisnya sari kacang hijau dan senyumannya. 
Next : My Vitamin

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel