My Vitamin
28 February 2017
9
Hari
ini badanku terasa tidak enak. Tenggorokanku sakit. Mataku perih. Badanku
terasa hangat. Sepertinya aku mau demam. Namun aku tetap memaksakan diri untuk masuk
kantor. Walaupun badan terasa lemas. Aku meriang pagi ini.
Orang
yang ku tunggu-tunggu tak kunjung datang. Badanku semakin lemas. Kepalaku
terasa sangat berat. Aku ingin menangis.
Kenapa orang itu tidak datang? Aku lupa hari ini hari Jumat. Dia pasti tidak
akan datang fikirku. Semangatku hilang. Aku ingin pulang saja kalau begini.
Previous : Secangkir Kacang Hijau
Aku
makan siang seorang diri. Dan aku kembali ke ruangan dengan lesunya. Aku hanya
tidur di kursiku. Jam menunjukkan pukul 15.00 dan tiba-tiba ada yang menggedor
pintu. Aku tidak menoleh siapa yang membuka pintu dan terus membungkam wajahku.
Orang itu menghampiriku dan bertanya “Caca sakit ya?”. Sontak akupun kaget dan
mengadah tepat terpanah dengan tatapan orang itu juga. Ternyata Mika yang
menghampiriku. Aku tidak heran jika Mika tau aku sedang sakit karena tentu saja
itu ulah Tari yang membocorkan. Karena pagi sebelumnya aku hanya mengeluh pada
Tari. Rasanya senang sekali orang yang ditungggu-tunggu datang. Seketika
semangatku kembali. Sakitku hilang. Hehehe. Penawar sakitku datang.
Sembari
menunggu waktunya pulang, Mika menghabiskan waktunya untuk WIFI-an. Waktu
berputar begitu cepat, tiba saatnya pulang. Mika menghampiriku yang terlihat lemas.
“pulang
kita? Uda makan Caca?” Tanya Mika lembut penuh perhatian sehingga aku merasa
dia sedang mengkhawatirkan aku.
“uda
Mika” jawabku sengau. “koo Mika datang?” aku ingin dengar alasan dia menemuiku.
“uda
beli obat Ca? Kalo caca belum makan, Mika temenin makan yoo” Mika tidak
menjawab pertanyaanku.
“uda
makan koo Mik”
“beneran?”
tanya Mika ragu.
“iya
beneran”.
“ya
uda kita beli obat yoo.”
“obat
apa? Caca ga tau beli obat apa. Caca ga suka minum obat. Hehehe”
“hmm.
Ya udah memang ga baik ketergantungan sama obat, ntar sampe rumah minum tetesan
lemon ya.”