Time Heals Everything

Saat ini tanganku terpaku di atas keyboard selama beberapa saat. Banyak hal yang ingin aku tulis. Aku bingung harus memulainya dari mana. Semoga ketikan ini sedikit bermanfaat, setidaknya untuk menggerakkan jari-jariku agar menjadi lebih lentur.

Kamu percaya tidak kalau waktu itu bisa menyembuhkan segalanya?

Aku tidak punya alasan khusus kenapa aku menulis ini sekarang. Sering banget tentang waktu menjadi topik menarik yang sering muncul di kepalaku. Ga tau kenapa. 

Apa kamu pernah terbayang sepanjang apa rambut dan kukumu tumbuh dalam sehari? Kenapa aku menanyakan hal ini, karna di fikiranku kerap terbesit hal-hal seperti ini. Di saat kita sedang menghadapi sesuatu, berharap dan menunggu. Bukan hanya waktu saja yang berlalu, tanpa sadar kita telah melewati hal-hal kecil yang sering kali tidak pernah terbayangkan bagi kita. Hanya tenggelam dalam gelutan waktu yang menyibukkan diri tanpa menyadari hal-hal kecil tersebut yang mungkin suatu hari nanti akan dirindukan dan terlewati begitu saja. 


Apa yang kamu fikirkan melihat video boomerang itu?

Masihkah kamu ingat hari dimana kamu tertawa lepas tanpa beban apapun? Jujur aku rindu




Beberapa hari ini masih saja ada hal-hal yang mengganggu pikiranku. Aku hanya mampu menuliskan pikiran-pikiran itu. Meski hanya di secarik kertas lusuh. Ada hal-hal dimana aku tidak mampu untuk berucap. Aku hanya akan diam dan hatiku terus berbisik padaNya memohon petunjuk, kekuatan dan keiklasan. 

Tentu di setiap kita pernah mengalami hal-hal yang mengganggu pikiran, apapun itu. Di saat seperti ini kerap sekali otak bekerja keras dan berusaha mengirimkan sinyal-sinyal untuk menenangkan diri. Nah ketika otak sedang berusaha untuk mencari 'sinyal-sinyal positif yang lebih rasional' kerap sekali hati mulai menanam tunas-tunas yang sedikitnya mengacaukan susunan isi pikiran itu. Tunas-tunas yang mencari celah-celah untuk menerka-nerka apa yang seharusnya dilakukan. Dan pada akhirnya ini menjadi boomerang untuk diri sendiri. Apa mungkin ini hanya terjadi padaku? Dan ketika tunas-tunas itu mulai menguasai diri, sering kali membuat pikiran terlalu lelah. Bahkan untuk dibawa tidur sekalipun. 

Inilah mungkin yang disebut "ketika otak dan hati tidak sejalan". 

Ketika ini menghampiri, aku hanya berlari padaNya. Yang senatiasa selalu mendengar meskipun aku hanya diam menatap kekosongan. 

Lagi-lagi aku hanya bisa mengandalkan waktu untuk kembali mengelabui keresahan. Waktu yang mampu menyembuhkan luka seiring memudarnya rasa. 

Don't lose hope!!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel