Haruskah Aku?

13

Tari kembali dari kampung halamannya. Dia menyusuli ke rumah baruku yang dia tanyakan alamatnya pada Tama. Aku bercerita banyak hal pada Tari. Long long story...
Previous :Pindahan
“Tar. Caca ada yang ngajak taarufan. Dia uda kenal dengan Caca. Orang tuanya juga uda pernah ke rumah. Tapi Caca sama sekali ga ingat kapan itu. Caca harus gimana Tar?” L aku langsung bercerita.

“jawabannya solat istiharah Ca. Biar yakin.”

“Caca terlalu takut untuk solat istiharah Tar. Caca takut jawaban Caca bukan Mika. Karna kalo memang Mika sayang sama Caca, Caca ga mau nyakitin Mika. Kenapa Mika ga terus terang Tar? L Tar, semua keadaan sudah berbalik lagi L” mataku mulai berkaca-kaca.

“itulah istiharah Ca. Biar Caca yakin.” Peluk Tari.

“Caca bingung Tar. Caca harus tanya keluarga Caca juga. Tar, mau ga Tari ngorek isi hati Mika. Caca ga mau nyakitin Mika. Mika terlalu baik untuk Caca sakitin”.

“iya Ca. Ntar coba Tari sama Tama korek-korek juga isi hati Mika.”

“kenapa jadi kaya gini Tar?” tangisku mulai pecah.

“tenang Ca.” Tari coba menenangkan.


“Caca jadi ngerasa bersalah. Caca kaget banget Tar tiba-tiba aja gini.”


to be continued . . . . 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel