23.05 pm
15 August 2017
36
23.05 pm |
Malamnya Mas Tommy menghubungiku. Aku lupa dengan sosok satu ini. Pikiranku hanya fokus pada Mika yang menjauhiku. Aku menutup diri untuk memikirkan hal-hal lain.
MT:“Caca beso jalan yoo” ajak Mas Tommy.
Caca:“Hmm bole. Jam berapa?” balasku lesu.
MT:“siap zuhur aja ya Ca”
Caca:“ok ...” ntah apa yang ada dipikiranku, aku justru mengikuti ajakan Mas Tommy.
Aku mencoba untuk tidur namun mataku masih terbelalak segar. Mataku tidak bisa terpejam. Seharian aku hanya melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga. Dan aku benar-benar merasa kesepian. Malam yang begitu sunyi. Berharap cepat berlalu. Sunyi, sepi. Aku menghidupkan beberapa lagu untuk menggaduhkan suasana dan berharap mataku mulai lelah setelah membaca beberapa artikel.
Jam menunjukkan 23.05. handphoneku menerima notive BBM.
“siapa jam segini ngeBM” pikirku.
Mika yang menghubungiku. Iya Mika. Sontak aku terbangun dari rebahanku. Aku kaget dan tidak percaya.
Mika:“uda tidur Ca?” sapa Mika. Aku sedikit cemas. Jantungku berdabuh seperti pukulan drum. Mataku hanya menatap layar handphoneku. Ada apa Mika jam segini menghubungiku.
Caca:“belum bisa tidur” balasku akhirnya.
Mika:“kebetulan banget” balasnya yang membuatku tambah ga karuan.
Caca:“kenapa Mik?” tanyaku penasaran.
Mika:“Mama Caca yang dipanggil Bu Sarah ya?”
Huft ternyata mau ngebahas tentang keluarga. Hehehe. Aku lega namun agak sedikit konyol karena yang kuharapkan sesuatu yang berbeda.
Caca:“Iya Mik. Papa Caca yang dipanggil Pak Pratama. Uda nyampe ya Mik?”
Mika:“ternyata kita sodara kata bu lek Mika, hehehe”
Huuuh ternyata Mika hanya mengonfirmasikan hal itu. Walaupun terlihat seperti hal kecil, namun kebahagiaan yang aku rasakan begitu berarti.
Mika:“kenapa Caca ga bisa tidur, sedang galau?” tanyanya lagi.
Caca:“hmmm, engga Mik. Caca cuman kecapean aja seharian jadi ibu rumah tangga hehe” (sejujurnya aku ga bisa tidur karna di kepalaku terus ada kamu bermain-main dipikiranku. Hilir mudik kesana kemari. Aku mengharapkanmu menghubungiku, Mik. Aku merasa sangat kesepian tanpa kabar darimu) batinku.
Mika:“kayanya cape dengan tidur itu berbanding terbaliklah. Makin cape makin cepet tidur”
Caca:“iya siih, biasanya gitu. Tapi Caca lagi malas tidur. Takut ga bangun lagi. Mika ga tidur? Kan Mika juga cape.”Jawabku sekenanya.
Mika:“kenapa ngomong gitu?”
Caca:“ga tau ni. Lagi berdelusi. Ga ada kawan seharian. Kadangan Caca memang sering ngerasa kesepian. Suntuk. Bosan. Kadangan di keramaian tapi Caca juga sekaligus ingin menyendiri juga. Terkadang juga walaupun Caca di keramaian tetap aja Caca ngerasa sepi. Caca juga ga ngerti kenapa gitu. Hehehe”.Bodoh. Kenapa aku membalas seperti ini. Pesanku sudah terbaca, ingin aku menarik kembali namun sudah terlanjur. Kenapa aku berbicara hal bodoh seperti itu.
Mika:“ga konsisten, hmmm”. Balasnya yang membuatku sedikit bingung.
Ucapan itu kulontarkan begitu saja. Mungkin Mika tidak akan paham. Mika tidak akan mengerti bahwa yang ingin aku sampaikan “aku membutuhkanmu”. Kata-kata sesingkat itu malah menjadi sangat sulit keluar dari mulutku. Justru ucapan yang tidak jelas itu yang kubiarkan terucap dari lidahku. Aku sendiri tidak pernah mengerti apa yang Mika pikirkan. ‘Pernahkah aku ada di hatinya? Kenapa Mika datang dan pergi begitu saja’.
Mika:“terus nanti kalau Caca gitu yang semangatin orang-orang di sekitar Caca siapa?” tanyanya lagi.
Caca:“memangnya ada yang butuh semangat dari Caca?” balasku tidak mengerti maksud Mika sebenarnya.
Mika: “ya suatu hari nanti....” aku semakin bingung.
Caca:“Caca juga ga yakin gimana cara Caca semangatin orang-orang. Caca sendiri ga tau gimana itu semangat sebenarnya”.Lagi-lagi jawabanku menyembunyikan apa yang aku rasakan. Nyatanya aku ingin menjawab “aku ingin kamu menyemangatiku Mika. Dengan begitu aku memperoleh semangat yang lebih dari yang aku harapkan. Terlebih jika kaulah orang yang harus aku semangati. Aku tidak bermaksud mengeluh padamu. Aku mengeluh karna aku ingin kau ada untukku. Menemani hari-hari sedihku dan senangku. Maafkan aku Mik, aku ga bisa mengutarakan apa yang ingin aku ucapkan”.
Wajahku kembali sumbringah. Rasa bahagia kembali menggantung di atas kepalaku. Malampun mengantarku tertidur bersama dongeng-dongeng Mika. Dan besok aku harus memenuhi janjiku untuk jalan menemani Mas Tommy.
previous: Ecu vs Toto
to be continued . . .