My Short Story

Daily Life
My Short Story
Jujur dan super jujur, aku ga ada niat sama sekali untuk ikut sebuah kompetisi di luar passion aku. karena aku ngerasa itu  seperti engga jujur pada diri sendiri. Tapi di luar itu semua aku masih berfikir untuk mencoba ikutin dikte-an orang lain (mungkin itu adalah jalan terbaik) terlebih aku sulit untuk mengontrol passionku ada di mana dan apa. So far aku mencoba mencari keberuntungan. Tapi aku yakin keberuntungan itu harus dicapai dan diiringi dengan doa dan usaha yang maksimal. 

Suatu hari, temenku ngajak untuk berpartisipasi dalam sebuah kompetisi. Awalnya aku masih sangat ragu untuk ikutan. Tapi dia mencoba meyakinkanku untuk coba mencari peruntungan, toh bisa dianggap sebagai pengalaman berharga. Finally dia berhasil membujukku dan kami memutuskan untuk sama-sama mencoba. Kami mendaftar dan melengkapi syarat-syarat lainnya, believe it or not itu hari detik-detik terakhir. In fact, aku tidak pernah memberitahukan siapapun kalau aku akan mengikuti sebuah kompetisi dengan tujuan aku tidak ingin siapapun berharap dengan hasil yang aku terima. Aku bisa menjadikan itu sebuah kejutan kecil jika aku bisa memenangkan kompetisi ini. Dan meskipun gagal aku tidak mengecewakan siapapun. Yaaah you know-lah. (Tapi sebenarnya aku juga salah dalam hal ini, seharusnya aku memberitahukan orang terdekatku agar aku dapat dukungan dan doa yang tidak pernah terbentengi).

For your information jarak waktunya itu uda deket banget sama hari kompetisi. Jelas, aku ga punya banyak waktu untuk bener-bener fokus dalam kompetisi ini. Keinginan untuk menang pasti ada, tapi sulit sekali untuk membagi waktu aku untuk bener-bener bisa fokus. Terlebih aku harus kerja dari jam pagi sampe sore dan di weekend aku masih harus kuliah dari pagi sampe malam. Kebayang dong kapan aku bisa bener-bener prepare??? Yup. I don't have much time, sweety. Bukan sok sibuk tapi ya begitulah kenyataanya (mungkin aku yang masih kurang sempurna ngatur time management aku kali yak??). 



Terlepas dari itu, aku bukan orang yang bener-bener bisa menggali kembali ilmu yang pernah aku dapet waktu di bangku SD dan SMP yang harus aku ambil kembali dan harus aku letakkan di bagian memori depan dalam fikiranku agar aku mudah mengambilnya sewaktu-waktu aku perlukan dan jaraknya itu sudah belasan tahun lalu dari masa-masa aku dapetin itu semua. Dilihat dari itu semua tentu aku butuh waktu lebih dari sebulan untuk bener-bener  bisa menggali kembali ilmu-ilmu yang sudah tertimbun dengan hal-hal baru. Tapi kenyataannya aku hanya mempunyai jarak tidak lebih dari seminggu dan itu tidak bener-bener luang. Actually, aku hanya mencuri-curi waktu untuk kembali me-review apa yang pernah aku dapat. Fine, i got it. tapi tidak semua dan tidak sama persis seperti yang pernah aku dapat sebelumnya. Seandainya aku bisa mengatur perabot-perabotan penting di loteng kecil yang kosong pada bagian otakku seperti yang dilakukan Sherlock Holmes, sungguh itu akan menjadi sangat mudah bagiku untuk mencari data-data yang kusimpan rapi. 



Hari dimana kompetisi di mulai . . .

Aku dan temanku sudah berada di tempat kompetisi sedari pagi. Jadwal kompetisi di bagi beberapa sesi. Aku mendapat sesi ke III sedangkan temenku dapet sesi ke V yang tepatnya pukul 04.00 sore. Aku bersyukur mempunyai teman seperti dia yang super setia nungguin aku. Di sinipun aku bisa menilai seperti apa nilai seorang temen dapat diukur dari hal-hal yang tidak bisa diduga. 

Aku dan dia memandangi layar berukuran kira-kira 2x2 meter yang ada di depan kami. Disitu ditampilkan nama orang-orang serta nilai yang sedang mengikuti kompetisi sesi ke II. Awalnya aku masih bingung dan sedikit gugup untuk menonton layar besar itu. Nilainya bervariasi, naik dan turun. Mendekati nilai yang diinginkan orang-orang disekitar sudah saling berteriak menyemangati si calon pemenang, "ayo ayo sedikit lagi".  Bahkan aku ikut mendukung si calon pemenang dan tidak memperdulikan kalau dia juga salah satu saingan aku. Ada juga si calon pemenang kedua sudah memenuhi nilai yang ditentukan dan dengan seketika dia dihinggapi rasa ragu sehingga mengubah pilihanya dan menjadikannya gagal dalam kompetisi. "sungguh sangat disayangkan", fikirku. Aku membayangkan seperti berada di tengah penonton MotoGP yang saling mendukung jagoannya masing-masing. (Oh God, i'm not really sure to join this competition and i'm not sure for being a winner) dibandingkan seberapa banyak yang ikut yang berasal dari berbagai kota. Ya sekarang aku merasa semakin gugup. Waktu mereka sudah habis dan nama si calon pemenang tadi sah sebagai salah satu pemenang tahap I untuk mengikuti seleksi selanjutnya. Aku ikut bersyukur, actually. Yup, menang atau tidak kita bisa langsung mengetahuinya karena sudah ditentukan berapa poin yang harus kita kumpulkan. 

Tibalah giliranku selanjutnya, aku melangkah sembari mengucap doa singkat "Engkau Maha Mengetahui apa yang terbaik dan aku menyerahkan segalanya padaMu. Pilihlah orang-orang yang menjadi pilihan dan lancarkan bagi teman-temanku dalam kompetisi ini. Amin" "wish me luck, Buttercup" ucapku pada temanku. "sure!" balasnya, aku melangkah mantap.  

Aku sudah menduduki tempat yang paling nyaman menurutku, dimana aku bisa berfikir seperti berada di sebuah ruang kosong. Aku memilih kursi pojok di dekat jendela dan aku tidak peduli siapa yang ada di sebelahku. Aku mulai mengisi jawaban-jawaban yang harus aku isi. Aku membacanya cepat karena waktu yang di tentukan sangat singkat. Aku masih sulit menangkap arti yang dimaksudkan, dan merasa semakin harus mengejar waktu disertai bacaan yang lumayan panjang. Begitulah selanjutnya hingga aku menyelesaikan semua pertanyaan hingga waktu berakhir. Dan apapun hasilnya aku harus dan sudah menerima, dengan usaha seadanya yang aku lakukan. 

That was my short story, semoga menjadi pelajaran berharga untuk kalian dan untukku tentunya. Semoga kalian bisa benar-benar serius dalam menyiapkan segala sesuatu untuk mengikuti kompetisi. terlepas dari itu semua, rezeki setiap masing-masing orang memang sudah ditentukan oleh_Nya. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel