Jangan Menyerah
07 February 2018
Aku hampir kalah dengan diriku sendiri. Melihat perjuanganku yang belum membuahkan hasil membuatku hampir melipat kembali jari-jemariku. Menyimpan semua imajinasi dan fantasi yang aku punya. Berulang kali aku patah semangat. Berulang kali juga aku menampar diriku sendiri untuk kembali mengingat. Untuk kembali berdiri.
Kerap aku membaca buku-buku dan tulisan-tulisan yang mampu menginspirasiku, berkaca pada perjuangan sesosok manusia yang terus berjuang walaupun mengalami kegagalan hingga 1000 kali banyaknya, namun pada akhirnya usahanya benar-benar membuahkan hasil dan menjadikannya seseorang yang sangat amat dikenang jasa-jasanya.
Sesaat menyadarkanku bahwa seorang profesional juga berasal dari seorang amatiran. Lantas kenapa aku harus mundur?
Sesaat menyadarkanku bahwa seorang profesional juga berasal dari seorang amatiran. Lantas kenapa aku harus mundur?
Mengingat hal itu, aku mencoba terus berusaha dan terus belajar dari kesalahan-kesalahanku. Walaupun kadangkala untuk membuat sebuah kalimat, memperoleh satu suku kata saja begitu sulit.
Jangan Menyerah |
"Pantang menyerah
terus semangat
jangan putus asa
usaha
usaha dan
terus berusaha."
Seringkali kata-kata ini terlupakan atau hanya menjadi penyemangat di awal kita ingin mencapai sesuatu saja.
Kata-kata yang sangat ampuh sebagai pembangkit tenaga hidup dalam mencapai suatu keinginan. Namun kata-kata tersebut hanya singgah di saat hendak memulainya saja. Sulit untuk mempertahankan, terlebih setelah kita gagal berkali-kali dalam hal yang sama. Bukan tidak mungkin keinginan untuk menyerah kerap terbesit. "ah siapa yang bakal baca tulisan-tulisanku yang gaje ini. Apalagi di luar sana banyak bermunculan orang-orang baru yang lebih wow dan ok punya".
Namun jauh di dalam sana masih ada keinginan untuk terus maju.
Percayalah perjalanan itu juga sama indahnya ketika kita sudah berada di puncak meskipun harus terjatuh terus-terusan melewati jurang yang curam dan mendaki bukit yang terjal. Bukankah hal itu yang akan membuatmu terus mengingat seberapa kuat kamu berusaha hingga tiba di bukit yang indah? Seberapa indah perjalanan itu.
Untuk menulis hal inipun aku berfikir berulang kali. Bahkan tulisan ini aku sudah menyimpannya berbulan-bulan lamanya. Karena aku masih belum termasuk dalam kategori 'orang sukses'. "Belum saatnya aku menulis ini", fikirku. Lantas seperti apa itu kategori untuk disebut 'orang sukses'? Bukankan sukses itu bisa dikatakan ketika keinginan kita tercapai? Meskipun itu hanya sekedar hal sederhana, katakanlah begitu.
Mungkin belum saatnya bagiku untuk memetik hasil itu. Aku masih harus terus berjalan. Melewati berbagai turunan dan tanjakan. Aku masih harus mengutip berlian di sela-sela peristirahatan di persimpangan jalan. Aku percaya melakukan hal kecil yang terus-menerus suatu saat akan terantai menjadi sebuah untaian. Sebuah huruf yang tercetak terpisah jika terus didampingi huruf selanjutnya akan membentuk sebuah kata beranjak menjadi kalimat dan berkumpul dalam sebuah cerita.
Ah entahlah, aku hanya mencoba untuk menyemangati diri sendiri untuk tetap terus berusaha. Alih-alih mungkin ada juga di antara kita yang ikut kembali bersemangat setelah membaca coretan ini.
Namun jauh di dalam sana masih ada keinginan untuk terus maju.
Percayalah perjalanan itu juga sama indahnya ketika kita sudah berada di puncak meskipun harus terjatuh terus-terusan melewati jurang yang curam dan mendaki bukit yang terjal. Bukankah hal itu yang akan membuatmu terus mengingat seberapa kuat kamu berusaha hingga tiba di bukit yang indah? Seberapa indah perjalanan itu.
Untuk menulis hal inipun aku berfikir berulang kali. Bahkan tulisan ini aku sudah menyimpannya berbulan-bulan lamanya. Karena aku masih belum termasuk dalam kategori 'orang sukses'. "Belum saatnya aku menulis ini", fikirku. Lantas seperti apa itu kategori untuk disebut 'orang sukses'? Bukankan sukses itu bisa dikatakan ketika keinginan kita tercapai? Meskipun itu hanya sekedar hal sederhana, katakanlah begitu.
Mungkin belum saatnya bagiku untuk memetik hasil itu. Aku masih harus terus berjalan. Melewati berbagai turunan dan tanjakan. Aku masih harus mengutip berlian di sela-sela peristirahatan di persimpangan jalan. Aku percaya melakukan hal kecil yang terus-menerus suatu saat akan terantai menjadi sebuah untaian. Sebuah huruf yang tercetak terpisah jika terus didampingi huruf selanjutnya akan membentuk sebuah kata beranjak menjadi kalimat dan berkumpul dalam sebuah cerita.
Ah entahlah, aku hanya mencoba untuk menyemangati diri sendiri untuk tetap terus berusaha. Alih-alih mungkin ada juga di antara kita yang ikut kembali bersemangat setelah membaca coretan ini.