2018
18 December 2018
Saat ini, malam hari tepatnya aku sedang duduk di kamarku ditemani secangkir teh hangat dan kubiarkan hordeng terbuka. Aku memutar kembali ingatan-ingatan yang tersisa di tahun ini, tahun 2018. Di akhir ingatan aku spontan "wow, singkat sekali". Tanpa terasa tahun akan kembali berganti.
Well... setiap kali aku mencoba bercerita, aku selalu bingung harus memulainya dari mana dan berfikir apakah ini bermanfaat walau hanya 0,00000 sekian persen. Aku tidak ingin cerita ini hanya terlihat seperti ocehanku saja walaupun sebenarnya begituuu. heheh duh garing lu bil.
Hmmm mari kita mengingat kembali apa yang telah kita lalui di tahun 2018 ini.
Hmm.... Dulu aku sempat menulis sebuah coretan kecil yang isinya...
"setiap orang punya caranya masing-masing untuk membuatnya bahagia. Begitu juga sebaliknya. Setiap orang punya caranya sendiri untuk mengukur kadar yang membuatnya bersedih. Dan setiap orang memiliki penilaian serta pandangan yang berbeda-beda. Setiap orang itu istimewa. Mereka memiliki cerita menarik yang patut dijempoli. Mereka punya cara unik untuk mengukir kehidupan menjadi lebih berarti."
Yang pasti aku lupa kenapa aku bisa berfikiran seperti itu kala itu. Tapi yang jelas apa yang aku rasakan memang seperti itu. Contohnya aku bisa saja tertawa hanya karna ocehan receh yang memang garing banget atau bahkan aku tidak tertawa sama sekali walaupun joke itu bener-bener lucu sekalipun. Tapi aku juga bisa bersedih meskipun itu cuma hal remeh. Mungkin proporsi kesedihan dan kesenangan setiap orang itu pasti berbeda. Untuk itu menurut aku perlu banget setiap orang setidaknya bisa menghargai orang lainnya dan termasuk diri sendiri tentunya. Tanpa "kamu" ga akan ada "dia", dan tanpa "dia" ga akan ada "aku". Kita ini saling membutuhkan, bukankah begitu?
Errmmm...
Malam menjemput pagi dan pagi kembali menjemput gelap. Begitulah setiap hari aku melaluinya. Aku ga perlu kan merinci setiap inci kegiatan yang aku kerjakan? Yang pasti kita semua tau bahwa tidak setiap hari simpul dapat terukir di setiap bibir kita. Sigh... lagi-lagi aku ngaco.
Cerita lainnya di tahun 2018 ini....
Pertama aku sangat bersyukur di tahun ini aku mendapatkan dan kembali dipertemukan dengan teman-temanku yang luar biasa baik. Pasalnya aku pernah beberapa lama tidak pernah berkomunikasi lagi dengan teman SMA ku dan jahatnya seringkali aku tanpa sengaja mengabaikan pesan-pesan temanku karena beberapa hal. Bagaimana aku tidak menyebutkan teman-teman SMAku? Ya karna pada dasarnya aku tidak memiliki begitu banyak teman yang masih ingat denganku. Terdengar menyedihkan? Tidak juga aku rasa. Sekarang ini aku melihat begitu mudah menemukan kembali teman-teman lama, teman sejak SD bahkan. Bisa lewat Instagram, Twitter, Facebook dan masih banyak sodara-sodara sejenisnya. Tapi ikatan itu hanya sekedar ritual follow-followback-an. Sedangkan untuk memulai sebuah komunikasi sangat jarang terjadi. Bahkan ada beberapa cerita kecil dariku ketika sedikit terjadi komunikasi di antara teman-teman lamaku, beberapa diantaranya aku bahkan 'terlupakan' dari daftar bahwa aku pernah menjadi teman mereka. Lucu bukan? (tidak!).
Aku merasa waktu begitu cepat berlalu. Banyak hal yang terjadi dan banyak hal pula yang tidak terjadi sesuai harapanku. Iya benar, harapanku selalu saja mengecewakanku. Lebih tepatnya seperti yang orang-orang katakan "kenyataan sering kali tidak sesuai dengan harapan". Karna apa? Karna harapan selalu saja membuaikan pandanganku seolah-olah inilah yang harus terjadi dan akan semudah itu. Oh come on Bil, siape elu ye kaaan?
By the way.... sejauh ini aku sangat bersyukur tahun ini masih memberikanku begitu banyak warna. Seperti tahun-tahun sebelumnya, tentu setiap hari akan berbeda. Setiap tahun memiliki cerita yang berbeda. Seperti yang pernah aku cerita sebelumnya, kadang dengan ocehan garingpun mampu membuat kita tertawa terpingkal-pingkal. Namun ada kalanya kita bisa duduk diam menyendiri yang diakhiri sedikit embun-embun kecil di pelupuk mata. Dan ada saatnya kita terjatuh dan harus berusaha untuk kembali bangkit dengan sisa-sisa kekuatan yang kita punya, namun ada saatnya kita harus meraih tangan orang lain untuk membantunya bangkit dari jatuhnya atau malah sebaliknya.
Yang jelas aku sangat bersyukur dipertemukan dengan orang-orang yang luar biasa baik mengelilingiku. Bagaimanapun akhirnya mereka sangatlah berarti untukku. Mereka menyadarkanku bahwa aku juga manusia, bahwa aku juga berhak untuk bahagia.
Aku tau, sejauh ini aku masih belum bisa dikatakan baik malah jauh dari kata baik dan masih berharap dengan sangat aku bisa memberikan hal terbaik untuk orang-orang di sekelilingku.
Aku berharap tahun ini bisa aku jadikan banyak pelajaran untuk menghadapi hari-hari selanjutnya. Dan berharap hari esok akan lebih baik dari hari ini. Yang jelas aku tidak berani berekspektasi. Aku jenis orang yang hanya menjalani hari-hariku layaknya matahari yang harus terbit dari ufuk timur sedari pagi dan kembali terbenam di ufuk barat kala senja menghampiri.
Namun bukan berarti kita tidak dapat bermimpi. Mimpi bagiku mampu membuka jendela kehidupan.
See you when i see you....